Senin, 11 November 2013

SATU KISAH TENTANG "MENARI DITENGAH HUJAN"

Malem ini, gara" iseng ngerapiin file di dalem laptop jadi nemuin satu file yang menurutku bagus buat di share ke temen-temen yang baca blog ini :)
.....
File ini dulu di copy temen KKN ku ke laptopku :) Gak tau deh kok bs di copiin, *lupa* haha ..
Dulu sih gak begitu peduli sama isi" file yang dia copy ke laptopku, tapi sekarang baru tau ternyata setiap filenya itu selalu ada 1 makna yang bisa di pelajari di kehidupan. Anaknya emg punya perasaan yang lumayan peka sih, apalagi klo udah masalah cinta"an. Padahal cowok lho :P
Ah, apapun itu makasih ya udah pernah copiin file" ini ke laptopku :D
makasih juga udah sempet ngajarin beberapa pelajaran tentang arti dari menjaga suatu hubungan :)
.....

Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Aku menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.
Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang aku sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, aku putuskan untuk melakukannya sendiri.
Sambil menangani lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak tergesa-gesa.
Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untu makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer.
Lalu kutanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat.
Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir.
Aku sangat terkejut dan berkata, “Dan Bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi?”
Dia tersenyum ketika tangannya menepuk tanganku sambil berkata, “Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia, kan ?”
Aku terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tanganku masih tetap merinding,“Cinta kasih seperti itulah yang aku mau dalam hidupku.”
Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.

....

Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.

.....

“Hidup bukanlah perjuangan menghadapi badai, tapi bagaimana tetap menari di tengah hujan.”

sumber : File temen KKN :)




satu rasa, satu jiwa dan tidak akan terganti ...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar